![]() |
(Foto: Shutterstock/Odua Images) |
Hari Raya Idulfitri 1 Syawal 1445 H akhirnya tiba. Hari kemenangan yang ditunggu oleh seluruh umat muslim di dunia karena sudah berpuasa selama satu bulan penuh di bulan suci ramadan. Hari Raya Idulfitri juga dimaknai sebagai bentuk rasa syukur dan kegembiraan.
Setiap orang pasti memiliki tradisi tersendiri untuk merayakan hari lebaran. Seperti halnya dengan kamu, hari lebaran adalah hari yang kamu tunggu-tunggu, karena akan banyak kegiatan yang dilakukan bersama keluarga.
Suara takbir terus terdengar berkumandang, membangunkanmu dari tidur yang lelap. Kamu langsung beranjak mengambil handuk dan pergi ke kamar mandi dengan langkah kaki yang sedikit melompat-lompat. Apakah kamu merasa senang? Memang kamu ingin melakukan kegiatan apa?
Terdengar
suara gaduh dari dapur, ternyata ada ibumu yang sedang menghangatkan opor ayam dan sayur labu yang sudah dibuat di
hari sebelum lebaran. Kamu pun menghampiri ibu
untuk menanykan apakah
ada yang perlu dibantu atau tidak, lalu ibumu menjawab
tidak perlu dan malah
menyuruhmu untuk bersiap pergi salat idulfitri bersama-sama.
Tak lama dari itu kamu langsung pergi ke masjid dekat rumah untuk
melaksanakan salat idulfitri
berjamaah. Kamu tidak menaiki kendaraan apapun, karena masjid yang akan
didatangi berada di samping gang
sebelah komplek rumahmu.
Sesampainya di masjid, kamu langsung bergegas mencari tempat untuk salat di sekitar pekarangan masjid, karena area dalam masjid sudah terisi penuh. Setelah mendapatkan tempat, sembari duduk kamu pun melihat ke sekeliling, para jamaah sudah duduk dengan rapi sesuai shaf yang sudah diatur. Tak lama, suara khatib pun mulai terdengar untuk khotbah dan kamu bersiap untuk mendengarkannya dengan saksama.
*****
Salat
idulfitri sudah selesai. Kamu dan keluarga kembali pulang ke rumah. Pada saat
di perjalanan pulang, kamu bertemu
dengan tetangga-tetangga yang juga selesai salat idulfitri. Adegan saling meminta maaf sambil
mengucapkan “minal aidin wal faidzin” pun dimulai dari bubaran salat id.
Sampai
di rumah, ternyata kakak-kakak kamu sudah datang. Iya, kamu merupakan anak bungsu dan mempunyai tiga orang kakak
perempuan yang sudah berkeluarga. Kamu memiliki empat orang keponakan laki-laki yang memanggilmu dengan “tipah”
yang berarti “aunty Ipah”. Kamu merasa senang melihat rumah ramai
oleh banyak orang, karena biasanya rumah terasa sepi hanya berisi kamu, ayahmu dan ibumu.
Tradisi lebaran
di keluargamu dimulai
dengan tradisi sungkeman, semua anggota keluarga berbaris untuk menunggu giliran.
Yang pertama melakukan sungkem ke ayah dan ibu
adalah kakak pertamamu, lalu dilanjut oleh kakak keduamu dan begitu
seterusnya sampai ke keponakan-keponakanmu.
Suasana haru pun tidak bisa dihindari, semua meneteskan air mata terhanyut oleh suasana tradisi sungkeman
itu.
Setelah
sungkeman, kamu dan keluarga makan ketupat dan opor yang sudah dibuat oleh ibumu. Selain ketupat dan opor, masih
banyak makanan-makanan yang lain seperti rendang, sambal goreng ati, sayur labu dan juga kerupuk udang.
Kue kering seperti nastar dan kue keju yang kamu buat dengan ibumu di bulan puasa pun sudah terpajang dengan apik di meja ruang tamu, kata ibumu kenapa harus ada kue kering agar hari lebarannya lebih terasa.
Kamu tidak melakukan tradisi mudik dikarenakan kamu merupakan asli Bogor, yang dimana tempat tinggalmu sekarang. Sama halnya dengan kedua orang tua mu yang juga sama-sama asli dari kota hujan itu.
Tradisi
selanjutnya yaitu silaturahmi ke rumah nenek, karena keluarga besar akan kumpul di sana. Kamu pergi ke rumah nenek
dengan mengendarai motor, meskipun rumah nenek tidak begitu jauh. Ternyata
di rumah nenek sudah banyak yang datang,
om dan tantemu yang rumahnya cukup jauh pun sudah datang.
Di rumah nenek kamu bercengkrama dengan sepupu-sepupu yang sudah lama tidak bertemu, dan sesekali memakan kacang
goreng yang disediakan oleh nenek. Karena kamu anak bungsu, tak jarang kamu diminta oleh kakak-kakakmu untuk menjaga
anaknya, tetapi kamu tidak merasa
keberatan melainkan senang karena bisa bermain dengan keponakanmu.
Saat kamu duduk di teras depan rumah nenek bersama sepupu-sepupu, adik
dari ibumu yang cukup bagus
pekerjaannya itu menyuruh kamu dan para sepupu untuk berbaris dengan rapi. Ternyata itu pemberian THR, tentu saja
raut sumringah langsung terbit diwajahmu, kamu pun bergegas bangkit dari
duduk untuk berbaris.
*****
Tradisi silaturahmi di rumah nenek pun selesai sehabis dzuhur. Tidak
langsung pulang ke rumah, kamu dan
keluarga malah mampir ke tempat bakso langganan. Siang hari makan bakso dan minum es teh
botol memang terjamin nikmatnya. Selesai makan bakso, kamu langsung tancap gas lagi menuju pulang ke rumah.
Bertemu banyak orang dan menerjang perjalanan pulang dengan cuaca yang sangat terik membuat kamu kelelahan. Sampai di rumah kamu langsung mengganti baju dengan baju rumah dan merebahkan badan di kasur nyamanmu itu.
Waktu menunjukkan pukul empat sore, kamu tak sadar kalau kamu ketiduran. Bangun dari tidur kamu langsung mencari ibu, ternyata ibumu sedang bermain dengan cucu-cucunya di depan teras rumah. Kakakmu yang duduk tidak jauh dari mu memulai obrolan tentang persiapan pergi jalan-jalan ke Kebun Raya Bogor esok harinya. Kamu pun menyarankan untuk berangkat pukul tujuh pagi saja agar sampai sana tidak terlalu siang.
*****
Esok harinya, pukul setengah tujuh pagi kamu dan keluarga sudah siap
untuk berangkat, tetapi masih menunggu kakak iparmu yang membawa mobil. Sembari menunggu,
ibumu memerintahkanmu untuk
mengecek kembali ada barang yang tertinggal atau tidak. Kamu pun langsung
mengecek barang-barang yang akan dibawa,
seperti tikar, makanan
dan minuman ringan juga barang lainnya.
Selang
lima belas menit setelah kamu mengecek semuanya, kakak ipar dan mobilnya pun datang. Kamu dan keluarga bergegas
menaiki mobil dan melakukan doa bersama dulu sebelum memulai perjalanan yang dipimpin oleh ayahmu.
Semua yang berada di dalam mobil terlihat senang. Ayah yang biasanya
tidak banyak bicara, sesekali
melempar candaan yang membuat semua tertawa. Senyum tidak terlepas dari wajahmu selama perjalanan. Karena
perjalanan melewati jalan tol, waktu tempuh pun jadi tidak terlalu
lama dan akhirnya kalian sampai
di Kebun Raya Bogor.
Di Kebun Raya Bogor kamu pergi berkeliling dengan menyewa sepeda, sedangkan ayah dan ibumu duduk di pelataran dekat air mancur bersama kakak-kakakmu yang lain sembari mengobrol santai dan memakan makanan yang dibawa dari rumah. Selain itu kalian juga pergi mengunjungi Museum Zoologi yang ada di sana.
Bagi kamu, lebaran bukan hanya sekadar bermaaf-maafan tetapi lebih dari itu. Karena di momen lebaran kamu bisa menghabiskan waktu bersama keluarga lebih banyak, apalagi dengan kondisi kakak-kakak perempuanmu sudah menikah semua dan tinggal ikut bersama suaminya.
Kamu
merasa senang sekali masih bisa merayakan lebaran bersama keluarga dan juga tetap menjalankan tradisi-tradisi lebaran
yang dari tahun ke tahun selalu ada. Kamu berharap semoga tahun berikutnya kamu dapat dipertemukan lagi dengan
bulan ramadan dan hari lebaran dan
juga tetap bisa merasakan momen-momen lebaran yang menyenangkan itu.