Lika-liku Dinamika Lapangan


Menjadi mahasiswa jurnalistik tentu memberikan banyak pengalaman berharga, tapi tak bisa dipungkiri bahwa ada juga sisi-sisi yang cukup menantang, bahkan kadang membuat frustrasi. Sebagai seseorang yang sedang menjalani dunia jurnalistik, saya sering kali dihadapkan pada berbagai kendala yang membuat proses belajar menjadi tidak selalu mudah.

Salah satu tantangan terbesar adalah deadline yang sangat mepet. Terkadang, saya harus merampungkan beberapa tulisan dalam waktu yang singkat. Ini jelas menambah tekanan, apalagi kalau harus menyeimbangkan tugas-tugas dari mata kuliah lain. Di saat waktu semakin mendekati tenggat, saya sering kali merasa kewalahan karena masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki atau bahkan belum tersentuh sama sekali.

Selain itu, ada tantangan mencari angle berita yang menarik dan unik. Sebagai mahasiswa jurnalistik, saya dituntut untuk menyajikan berita yang fresh dan berbeda dari yang lain, terutama di era digital seperti sekarang ini, di mana informasi datang begitu cepat. Namun, menemukan sudut pandang yang baru tidak semudah yang dibayangkan. Kadang-kadang ide-ide terasa mentok, dan saya hanya berputar-putar tanpa hasil yang memuaskan.

Belum lagi masalah lokasi liputan yang sering kali jauh dari tempat tinggal atau kampus. Meskipun tantangan ini bisa dianggap sebagai bagian dari pengalaman lapangan, ada kalanya hal ini menjadi beban tersendiri, terutama ketika harus menempuh perjalanan panjang hanya untuk mendapatkan satu berita. Perjalanan panjang tentu menguras tenaga, dan sering kali, sampai di lokasi, kondisinya tidak sesuai dengan ekspektasi.

Dan yang paling membuat frustrasi adalah ketika narasumber yang saya temui hanya memberikan jawaban-jawaban singkat. Ini mungkin salah satu tantangan terbesar dalam mencari berita. Kadang, saya sudah meluangkan waktu untuk datang langsung dan mempersiapkan banyak pertanyaan, tetapi narasumber memberikan jawaban yang tidak mendalam atau terkesan asal-asalan. Ketika ini terjadi, saya harus pintar-pintar menggali informasi lebih lanjut atau memutar otak untuk membuat berita tetap layak diterbitkan.

Dari semua pengalaman ini, saya belajar bahwa menjadi mahasiswa jurnalistik bukan hanya soal menulis berita, tapi juga soal menghadapi tekanan, beradaptasi dengan berbagai situasi, dan tentunya, terus berusaha untuk memberikan yang terbaik meski sering kali situasinya tidak ideal.

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama