SENJA BERPUISI, Sastra Yang Sudah Menjadi Bagian Hidup

 

Melakukan wawancara di Taman Ismail Marzuki.

Jakarta, Media Kota – Mantan PNS DKI Jakarta dan Penggagas Acara Senja Berpuisi, Nanang Ribut Supriyatin memaparkan bahwa acara Senja Berpuisi ini digagas oleh DISPUSIP (Dinas Perpustakaan dan Kearsipan) DKI Jakarta dan PDS H.B. Jassin. Lalu PDS H.B. Jassin mengeluarkan gagasan dan berkolaborasi dengan OMG Organizer dan juga Dapur Sastra Jakarta untuk membuat acara ini.

Menjawab pertanyaan dari Media Kota kenapa acaranya dinamakan “Senja Berpuisi” dan mengapa diadakannya di selasar gedung, Nanang menjawab “Karena ingin menampilkan sesuatu yang berbeda, tampilnya pun di selasar atau di ruangan terbuka agar penonton yang datang bisa lebih banyak.” kata Nanang.

Nanang juga memaparkan, yang ditampilkan di acara Senja Berpuisi ini  temanya mirip-mirip karena branding yang diambil adalah puisi. Diantaranya membaca puisi, musikalisasi puisi, visualisasi puisi, monolog, dan juga ada pantomim.

“Hubungan Senja Berpuisi dengan komunitas sastra lain adalah satuan kelembagaan yang dibangun oleh OMG Organizer dan DSJ untuk mengetahui siapa saja sastrawan-sastrawan di sekitaran TIM dan saling merekrut untuk mendapat reaksi positif.” tutur Nanang.

Nanang sendiri sudah mengarang dan menulis dari tahun 1980an. Ia menyukai karya sastra seperti membaca, menulis, mendengar musik dan bermain teater sejak duduk di bangku SMP. Lalu beranjak SMA, ia bergabung dibeberapa komunitas Sastra DKI Jakarta dan bahkan ia sempat bermain sinetron.

Hal ini, diungkapkan oleh Nanang di acara Senja Berpuisi, hasil wawancara langsung dari Selasar PDS H.B Jassin, Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki, Cikini Raya 73, Jakarta Pusat, Sabtu (22/10/2022).

Nanang juga mengatakan, untuk menghasilkan karya-karya baru itu harus sering belajar dan membaca. Karena menurut Nanang, untuk menjadi kreatif itu harus banyak berlatih, banyak membaca, juga belajar dengan lingkungan sekitar, maupun belajar dengan para senior.

Sampai saat ini, Nanang Ribut Supriyatin tidak pernah merasa bosan atau jenuh sebagai penyair. “Karena dari SMA sampai di Perguruan Tinggi, saya selalu aktif menulis. Saat menjadi PNS pun saya tetap menulis. Karena selain hobi, menulis juga menghasilkan penghasilan tambahan untuk saya, makanya tidak ada fase stagnan atau jenuh.” pungkas Nanang.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama